Update

8/recent/ticker-posts

RELAWAN SURABAYA MEMANGGIL ( RSM ),DI MASA PANDEMI



KORANKITA.ONLINE.[Surabaya, Jawa timur] - Bergabung menjadi relawan untuk membantu penanganan Covid-19 merupakan langkah terhormat mengingat kasus harian di Indonesia masih tinggi. Mengutip dari laman covid19.go.id ada tambahan sebanyak 36.197 kasus positif Covid-19 per 10 Juli 2021.

Pemerintah melalui satuan tugas penanganan Covid-19 masih membuka pintu bagi siapa saja yang ingin menjadi relawan Covid-19. Mereka yang mendaftar akan ditempatkan di sejumlah institusi yang membutuhkan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengaku bangga dengan banyaknya warga Kota Pahlawan yang secara tulus mendaftar menjadi Relawan Surabaya Memanggil. Dia pun meyakini, dengan semangat gotong-royong bersama ini maka Kota Surabaya bisa segera terbebas dari pandemi Covid-19.

"Tingginya jumlah pasien kasus Covid-19 ada kendala, beban kerja yang berat. Banyak relawan yang dobel atau triple shift, dikarenakan kurangnya personil. Itu sangat kurang istirahat. Mereka mendapatkan beban fisik tinggi berdampak pada beban mental," kata salah satu Relawan Surabaya Memanggil, Mawar di  Surabaya, Senin (26/7/2021).

Tak hanya persoalan jam kerja, insentif juga menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan. Pertama, kurangnya support terhadap relawan dan adanya keterlambatan insentif yang diterima oleh para team Relawan Surabaya Memanggil ( RSM ).

Sejak awal Juli dan diberlakukan nya PPKM, masih ada yang belum mendapatkan penugasan di Puskesmas di tingkat Kelurahan daerah, dan  ini yang pempus sudah tak ada keluhan," katanya.

"Pengalamannya banyak tentunya pertama jika dengan pasien menjadi tantangan. Karena kami di sini bertugas menggunakan APD kurang lebih 8 jam. Selain kami harus melakukan perawatan yang baik, program pempus untuk percepatan vaksinansi membutuhkan entry data vaksinasi yang memang harus dilaporkan di Dinas Kesehatan" relawan diharapkan dapat membantu institusi walaupun tanpa ada honor atau tunjangan yg menjanjikan ' cetus nya.

Cemas akan resiko tertular Covid-19 tak bisa dipungkiri. Namun menurutnya, jika yakin disiplin protokol kesehatan, maka akan jauh dari kata tertular, ucap Mawar.

Yakin kalau sudah disiplin, prokes dilakukan dengan baik, asupan gizi dan istirahat yang cukup kita akan jauh dari kata tertular. Dari kami sendiri sangat disayangkan untuk perawat atau tenaga kesehatan sudah banyak yang tertular yang membuat beberapa pekerjaan menjadi terbengkalai" pungkasnya.||okik/*

Posting Komentar

0 Komentar