Update

8/recent/ticker-posts

Massa Unras Kecewa, DPRD dan Walikota Siantar Tak Kunjung Hadir

Teks photo : Gabungan Mahasiswa dan Masyarakat Desa Gurila menggelar aksi unjuk rasa (Unras) di Kantor DPRD dan Balai Kota Siantar

KORANKITA.ONLINE [SIANTAR-SUMUT] - Peringatan Hari Petani Nasional, Gabungan Mahasiswa dan Masyarakat Desa Gurila menggelar aksi unjuk rasa (Unras) di Kantor DPRD dan Balai Kota Siantar terkait kasus tanah yang tak kunjung selesai, Selasa (26/9/2023)

Puluhan massa itu terdiri dari GMKI, GMNI, LMND, GAMPAR, GERILYAWAN, FUTASI, KPA dan PTSI.

Aksi Unras yang berlangsung sekitar 4 jam di kantor DPRD dan di Balai Kota Siantar menghasilkan kekecewaan terhadap mahasiswa khususnya masyarakat gurila yang terkena kriminalisasi dan intimidasi dari PTPN III. 

"Wakil Rakyat Pecundang !!! Katanya wakil rakyat tapi dengan alasan reses tidak mau menjumpai rakyatnya sendiri. Ingat pemilu 2024 akan tiba, jangan ada lagi DPRD seperti mereka untuk duduk di rumah kita ini, sepakat? karena sesungguhnya wakil rakyat ialah jembatan untuk menyuarakan keluh kesah rakyatnya yang saat ini tertindas oleh PTPN III yakni Desa gurila,"kata Pimpinan aksi Unras, Yuda Situmorang dalam orasinya. 
Setelah usai orasi dari kantor DPRD, massa aksi melanjutkan ke Balai kota Siantar sembari long mars dengan orasi dan menyanyikan lagu perjuangan 

Terlihat dilokasi unjuk rasa di Balai Kota, Kapolres Siantar AKBP Yogen Heroes Baruno SH, SIK turun langsung dalam pengamanan aksi unras tersebut.

"Dimana kamu ibu Walikota? ingat gak perjumpaan kita di kantor KSP, kalian yang berangkat kesana memakai uang APBD sedangkan kami kolektif untuk ongkos pergi ke Jakarta agar kami bisa mempertahankan tanah kami sebagai petani," Teriak Ketua FUTASI, Tiomerli Sitinjak secara lantang. 

"Kami masyarakat perlu jumpa dengan ibu walikota, agar ibu Walikota segera merealisasikan nota kesepakatan pada pertemuan di Jakarta bersama di KSP," Sambung Tiomerli Sitinjak. 

Asisten I Pemko Siantar, Junaedi Sitanggang S.STP keluar menemui massa. Namun kedatangan Junedi Sitanggang itu menimbulkan perdebatan sehingga membuat suasana masyarakat semakin kesal dan memanas dengan segala ucapan dan perkataan serta ketidak pastian dari Junaedi Sitanggang selaku perwakilan Walikota juga sebagai Eksekutif Pemerintah Kota Siantar. 

Singkatny setelah melakukan orasi dan dialog yang panjang dengan tidak memiliki hasil, Pimpinan Aksi mengarahkan massa agar serentak maju kedepan pagar kantor Balai Kota melakukan pembakaran keranda yang berjudul "RIP WALIKOTA P.SIANTAR" hastag #tolakpenguasa #tanahmilikrakyat.

Pada kesempatan itu, Kordinator Lapangan yang berasal dari Organisasi GMKI Cabang Siantar Simalungun, Cavin Tampubolon membacakan tuntutan aksi yang berisikan : 
1. Hentikan aktivitas PTPN III di Gurila
2. Mendesak Walikota menjalankan kesepakatan di KSP hadir didaerah konflik agraria
3. Meminta Walikota serius dalam hal ketahanan pangan.
4. Mendesak DPRD melakukan RDP dengan masyarakat gurilla
5. Mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan yang dilakukan pihak PTPN III terhadap masyarakat gurila
6. Meminta Pemerintah kota aktif dalam mendorong reforma agraria di Kota Pematang Siantar
7. Tolak penggusuran berkedok investasi 

"Pembakaran keranda ini adalah bentuk kekecewaan kita melihat Pemerintah Kotaa kita yang amatir untuk meminalisir rakyatnya sendiri serta api yang berasal dari keranda ini adalah bukti bahwa kita masih tetap semangat dan akan kembali untuk menyuarakan hak-hak kita sebagai rakyat khususnya petani," Pungkas Pimpinan aksi Unras, Yuda Situmorang.||01-Str/FS 

Posting Komentar

0 Komentar